Memaafkan dan mengikhlaskan HAHAHAHAHA kawanku skalian bagi kamu yang merasa telah di bohongi atau di hianati Bersabarlah munkin sedikit artikel pencerahan yang lagi putus cinta dan telah berbisah dengan pasangan kekasihnya,
Mencintai adalah pekerjaan yang mulia, karena cinta cenderung melahirkan sifat kasih sayang kepada apa yang kita cinta, Mencintai akan membuat kita melakukan segala sesuatu yang membuat seseorang yang kita cintai merasa senang dan bahagia. Kita rela bersusaha susah payah demi membahagiakan yang kita cinta. Kita rela berkorban waktu, tenaga, pikiran, dan biaya demi mendapatkan dan memelihara cinta...Ketika kita sedang sepenuh hati mencintai seseorang, kemudian berbalas cinta; dan si dia juga sudah berkata bahwa perasaannya juga sama. ooh, indahnya dunia jika dua cinta berpadu, aneka bunga pun mekar di hati sepasang insan yang sedang kasmaran... hahahahaha
Ehhh ternyata Dia Hanya Kasihan SAJA PADA ANDA tidak sepenuhnya cinta atau bahkan dia hanya memanfaatkan kebaikan anda atau yang lebih sadis lagi si DIa Selingkuh hahaha pendek kata APESSSS
Langkah selanjutnya ialah memaafkan dan mengikhlaskan, tidak hanya orangnya, tapi juga perbuatan si dia yang membuat luka di hati kita. Ini dimaksudkan agar kita bisa mereda emosi negatif berupa amarah, sakit hati maupun dendam dari hati kita, karena semua emosi tersebut adalah emosi yang akan sangat menghambat kemajuan diri kita. Orang yang menyimpan dendam cenderung akan sulit meraih kesuksesan karena semua emosi negatif tersebut akan menyedot energi psikis kita. Jadi, bukannya kita tambah bahagia, namun makin menderita…. Kasian kaan..?
Maafkanlah orang yang telah mengkhianati kita, karena memaafkan adalah akhlak yang dicontohkan Rasulullah Saw.
Kalau tidak ada orang yang menyakiti hati kita maka kapan kita praktek langsung meneladani akhlak Nabi, ...yakni memaafkan.
Ikhlaskanlah, karena sesungguhnya semua yang ada di dunia ini, termasuk orang yang menyakiti hati kita juga adalah milikNya. Ikhlaskan kepergiannya dari hati kita agar tidak ada emosi negatif yang bersarang di hati dan menjadi sumber penyakit, baik lahir maupun batin… oke bro ..?
Yakinlah pada hukum Alloh SWT.
Jika kita mau membuka kitab suci, di situ Allah SWT berfirman dalam Surat Al Israa’ ayat 7 yang artinya,
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri…”.
Dari sini kita tahu bahwa jika orang lain menyakiti kita sesungguhnya dia sedang menyakiti dirinya sendiri. Demikian juga jika menyakiti orang lain, sesungguhnya kita juga sedang menyakiti diri sendiri. Pendek kata, semua itu akan ada balasannya, baik di dunia / akhirat nanti
Menjadi Kesayangan Allah
Merasakan pedihnya cinta kita dikhianati mungkin akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan dan tak ingin terulang lagi. Namun, boleh jadi dengan cara itu Allah SWT sedang mengingatkan kita (bagi yang mau sadar) agar tidak menambatkan seluruh cinta kita kepada sesama makhluk-Nya. Kita mencintai dengan sepenuh hati dan pengharapan, tapi justru si dia membalasnya dengan sebuah pengkhianatan yang memilukan. .....Kaciaaaan dech lo…!
Jika saja si dia tidak mengkhianati anda, belum tentu anda jadi ingat dengan Sang Pencipta. Bisa saja anda justru bergelimang dosa karena mencoba sesuatu yang belum pada tempatnya, atau memadu nafsu sehingga kemesraan yang anda bina sampai melanggar batas yang dilarang agama.
So, jika realitas yang terjadi ternyata si dia berkhianat, mungkin itu sebuah sinyal agar anda segera tobat .. Untuk itu, jika anda sudah terlanjur dikhianati, jangan biarkan hati anda bersedih dan meratapi nasib. Namun, jadikan momentum itu sebagai sarana bagi anda untuk menginsafi diri dan mendekatkan jiwa raga anda pada Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Jadikan setiap keadaan yang tidak nyaman atau menyakitkan sebagai ladang pembelajaran bagi anda untuk memahami kehidupan ini.
renungkan baik-baik firman Allah Surat Al Baqarah ayat 216 yang artinya,
“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Setelah ini, alangkah baiknya kita terus memperbaiki diri detik demi detik dengansemakin mendekatkan diri kepada Allah SWT (jika muslim) karena Dia-lah sesungguhnya yang harus menjadi tumpuan cinta dan pengharapan kita.
1. Kita tegakkan shalat dengan penuh kekhusyu’an (meskipun sulit, kita harus belajarmencobanya).
2. Kita perbanyak bacaan dzikir di pagi, siang, sore dan malam, baik dengan lisan maupun dengan hati, Dzikir dengan lisan harapannya akan menuntun hati untuk ikut berdzikir.
3. Kita perbanyak tadarus Al Qur’an, tidak hanya di bulan Ramadhan.
4. Kita perbanyak shalat sunnah dan amalan-amalan utama yang pernah dicontohkan Rasulullah Saw.
5. Kita perbanyak sedekah, tidak hanya dengan “senyum”, tapi juga dengan harta yang kita miliki.
6. Kita sambung tali silaturahmi dengan saudara yang memutuskan silaturahmi dengan kita.
Dan masih banyak hal utama lainnya yang bias kita lakukan. Pendek kata, kita jadikan momentum “patah hati karena dikhianati” sebagai ajang pendekatan diri kepada Sang Khalik. Dengan sekuat tenaga kita berusaha terus meningkatkan kualitas maupun kuantitas amal ibadah kita dan kita lakukan secara terus menerus (istiqomah, konsisten) sehingga pada akhirnya kita pun bisa menjadi “Kesayangan Allah”. Jika kita sudah menjadi yang “disayang Allah” maka mungkin kita akan lebih suka terus disakiti sesama manusia namun disayang Dia Yang Maha Kuasa.